Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi
untuk menghambat arus listrik
dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor
dalam menghambat arus
listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor
tersebut.
Resistor memiliki
beragam jenis
dan bentuk. Diantaranya resistor yang berbentuk
silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara lain komposisi karbon,
metal film, wirewound, smd, dan resistor dengan teknologi
film tebal.
Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum adalah resistor
dengan bahan komposisi
karbon, dan metal film. Resistor
ini biasanya berbentuk silinder dengan pita pita warna yang melingkar
di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal
sebagai kode resistor.
Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui nilai resistansi
resistor, toleransi, koefisien
temperatur dan reliabilitas
resistor tersebut. Tutorial ini
akan menjelaskan kode kode resistor
yang banyak beredar di pasaran.
Pada dasarnya semua bahan memiliki
sifat resistif namun beberapa bahan seperti
tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki
resistansi yang lebih besar menahan
aliran elektron dan
disebut sebagai insulator. Bagaimana prinsip konduksi, dijelaskan
pada artikel tentang
semikonduktor.
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk
tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat
lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi
tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.Ada satu test yang harus dipenuhi
oleh orang Elektro
yaitu diharuskan tidak buta warna, dimana
mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang
resistor .
RESISTOR DENGAN KODE WARNA
Resistor yang
menggunakan kode warna ada 3 macam,
yaitu:
1. Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi.
2. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi
3. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1 pita warna
untuk reliabilitas
KODE WARNA RESISTOR
Kode warna resistor dapat disederhanakan
seperti pada Gambar 5.
Cara menggunakan
tabel pada Gambar 5 adalah sebagai
berikut:
- Kolom colour menunjukkan warna pita pita pada resistor. Supaya mudah
dihafal maka dapat diringkas menjadi
hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a-p-em-per-no, yaitu kempanjangan dari hitam-coklat-merah-jingga(oranye)-kuning-hijau-
biru-ungu-abu abu-putih-emas-perak-no
warna.
- Kolom band a, band b, band c, adalah pita resistor yang menunjukkan angka resistansi.
- Kolom band d adalah pita resistor yang menunjukkan nilai resistansi namun dikalikan dengan nilai pada band a, band b, band c.
- Kolom band d adalah pita resistor yang menunjukkan nilai toleransi.
- Kolom band e adalah pita resistor yang menunjukkan nilai reliabilitas.
- Untuk membedakan resistor dengan 5 pita dengan pita terakhir adalah toleransi dan 5 pita dengan pita terakhir adalah reliabilitas adalah dengan melihat jarak pita terakhir. Jika jaraknya lebar maka pita kelima adalah reliabilitas dan jika jaraknya sama dengan pita pita yang lain maka pita kelima adalah toleransi.
- Pita pertama suatu resistor adalah yang paling dekat dengan ujung resistor
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan
ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada
pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan
demikian pemakai sudah langsung
mengetahui berapa toleransi
dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan
mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar
pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki
3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi
1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang
toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir
adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan
gelang kuning,
violet, merah dan emas. Gelang berwarna
emas adalah gelang toleransi.
Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna
emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna
emas, berarti resitor ini memiliki
toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan
warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor
ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang
toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui
gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7.
Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga
adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah
berarti faktor pengalinya
adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui
nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya
adalah 5%. satuan dari resistor adalah ohm (simbol:
Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George Simon Ohm.
Biasanya digunakan prefix miliohm, kiloohm
dan megaohm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon dikomen ya. bisa juga tukar link disini. terima kasih.